Olahraga Untuk Ibu Hamil direkomendasikan untuk berolahraga untuk mempermudah persalinan dan memperkuat otot-otot kurang lebih panggul. Hindari olahraga ekstrem.
Tidak tersedia larangan bagi ibu hamil untuk berolahraga, baik pada trimester 1, 2, atau 3 kehamilan. Hanya saja, yang perlu di perhatikan adalah kondisi fisiknya. Sebelum berolahraga, ibu hamil perlu terlebih dahulu memeriksakan diri ke dokter kandungan atau bidan untuk memastikan kondisi tubuhnya baik-baik saja. Jika tidak tersedia kontraindikasi sepanjang kehamilan, layaknya masalah pembuluh darah, tekanan darah, dan sebagainya, dia mampu pilih lebih dari satu alternatif olahraga yang cocok bersama kondisi dan umur kehamilan.
Menurut dr. Jimmy Sakti Nanda B., Sp. O. G., setidaknya terdapat anjuran-anjuran untuk berolahraga style khusus pada ibu hamil. Ibu hamil pada trimester pertama mampu berolahraga mudah layaknya jalur kaki di pagi atau sore hari, bersepeda santai, berenang, atau joging ringan. Pilihan olahraga di dalam area yang lebih safe pada lain adalah senam hamil dan yoga. Pada trimester ke-2 dan ketiga, kondisi perut ibu udah membesar. Untuk menopang beban kehamilan itu sendiri kebanyakan olahraga mudah yang di rekomendasikan adalah prenatal yoga atau senam hamil untuk menguatkan panggul, menopang pengaturan napas, dan persiapan persalinan secara normal.
Perlu di perhatikan, kata Jimmy, ibu hamil tidak boleh berolahraga ekstrem layaknya panjat tebing, naik gunung, atau olahraga yang punyai gerakan terlentang benar-benar lama karena tekanan pada perut mampu membawa dampak kekurangan aliran oksigen pada janin. “Tidak laksanakan gerakan sit up dan push up, tetapi di rekomendasikan untuk terjadi kaki. Ibu hamil mampu terjadi kaki di jalur yang rata atau berumput atau boleh terhitung di lapangan terbuka bersama senantiasa memperhatikan kondisi terik matahari. Hindari matahari terik supaya tidak terkena heat stroke atau dehidrasi,” ucap dokter spesialis kandungan dan kebidanan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati ini.
Senam hamil dan yoga secara teratur boleh di lakukan. Secara umum, senam hamil dan yoga yang di rekomendasikan adalah 150 menit per pekan. Durasi berikut mampu di bagi teratur sepanjang 30 menit sepanjang lima kali di dalam sepekan atau 20-30 menit setiap hari.
Berolahraga sepanjang kehamilan punyai faedah tertentu. “Beberapa gerakan senam hamil dan yoga udah di teliti mampu mempermudah persalinan pervaginam atau persalinan normal. Gerakan-gerakan berikut mampu memperkuat dan melatih otot-otot kurang lebih panggul. Pengaturan pernapasan sepanjang senam hamil dan yoga terhitung mampu membawa dampak ibu hamil lebih rileks, tenang, tidak cemas, dan mampu lebih mudah di dalam mengatur napasnya sepanjang proses persalinan pervaginam nantinya,” kata Jimmy.
Berolahraga sebetulnya bukan faktor penentu ibu dapat melahirkan secara caesar atau pervaginam tetapi dapat menjadikan ibu hamil lebih rileks dan bahagia. Selain itu, olahraga mampu menopang mengurangi sakit pinggang, punggung, dan bahkan nyeri pada daerah vagina.
Jimmy terhitung mengimbau supaya ibu hamil menjauhi olahraga berisiko layaknya bersepeda cepat, yang mampu berisiko mengalami hipoksia (kekurangan oksigen), bahkan kalau pada mulanya sebetulnya jarang berolahraga. Selain itu, ibu hamil terhitung mampu mengalami hipertermia, yakni suhu atau panas berlebih pada tubuh yang mampu membawa dampak jantung berdebar-debar.
“Sebetulnya, di dalam praktik keseharian, jarang sekali ibu hamil yang bertanya ‘boleh olahraga atau enggak?’. Mungkin mereka berpikir kala hamil itu lebih baik duduk, makan, dan istirahat saja. Mungkin terhitung karena faktor budaya sosial yang mengatakan bahwa ibu hamil tidak boleh banyak bergerak,” kata Jimmy. “Namun, pasti saja, WHO dan para peneliti organisasi profesi pun udah menyarankan ibu hamil untuk laksanakan olahraga.”
Olahraga sebetulnya penting bagi ibu hamil karena dampaknya benar-benar baik untuk kehamilan. Namun, pasti saja mereka perlu memeriksakan kandungannya dan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter kandungan. Jika kondisinya baik, ibu hamil mampu pilih olahraga yang cocok keperluan dan kondisinya masing-masing. M
Tips Olahraga
Ada lebih dari satu perihal yang perlu di pastikan ibu hamil yang mengidamkan berolahraga. Berikut imbauan Jimmy Sakti Nanda perihal perihal tersebut.
Gunakan Pakaian yang Nyaman
Pakaian yang di kenakan ibu hamil sepanjang berolahraga hendaknya tidak ketat, tidak terhitung benar-benar longgar, dan mampu menyerap keringat bersama baik. Selain itu, pakailah sepatu olahraga yang nyaman. Sepatu yang di gunakan pun perlu nyaman karena kebanyakan kaki ibu hamil melebar sepanjang kehamilan supaya perlu mengfungsikan sepatu bersama ukuran yang lebih besar berasal dari sebelumnya.
“Boleh saja tidak memakai alas kaki asalkan ibu hamil memperhatikan keamanannya sepanjang berjalan. Namun, senantiasa di rekomendasikan mengfungsikan sepatu kala ibu hamil berolahraga. Penggunaan sepatu sepanjang ibu hamil berolahraga di maksudkan untuk menahan kaki terluka dan terhindar berasal dari benda tajam atau logam berkarat yang mampu membawa dampak tetanus dan tetanus neonatorum (pada janin),” kata Jimmy.
Hidrasi Cukup
Minumlah air putih sebanyak tiga liter per hari. Konsumsi air putih yang memadai dapat menopang ibu hamil terhindar berasal dari dehidrasi sepanjang berolahraga dan laksanakan kegiatan apa pun.
Olahraga Secara Rutin
Berolahraga teratur sepanjang 20-30 menit per hari. Hal ini berfungsi untuk menopang proses persalinan pervaginam, membawa dampak ibu hamil lebih rileks, tenang, dan bahagia, dan membiarkan stres sepanjang kehamilan. Rutin atau tidaknya ibu hamil berolahraga kebanyakan mampu di ketahui oleh dokter kala pengecekan kehamilan berlangsung. Ibu hamil yang teratur berolahraga kebanyakan dapat muncul lebih luwes dan tidak kaku kala berbaring atau bergerak naik-turun ranjang pemeriksaan.
Perhatikan Sinyal Tubuh
Memperhatikan tanda-tanda kapan perlu menghentikan olahraga. Ibu hamil perlu menghentikan olahraganya kala mulai nyeri kepala di sertai pandangan gelap, napas terengah-engah, dan sesak di dada. Selain itu, kram perut bawah perlu jadi perhatian khusus.
Kondisi layaknya ini dapat jadi beresiko kala tidak mereda walaupun udah beristirahat. Kram berkesinambungan atau otot mengalami kontraksi pada perut bawah dikhawatirkan dapat membawa dampak keluarnya cairan pada vagina, pecah ketuban, atau flek.